Pages

21 August 2008

Perjalanan Menuju Akhir

Oleh: Resty Falinedel

Di mana langkah ini akan terhenti
Lelah, aku lelah bejalan di antara bebatuan tajam
Satu langkah ku berjalan
Terlukis satu goresan baru di telapak kakiku
Perih, hanya perih yang mengiringi langkahku

Cacian tiada henti hujani gedung rakyat
Sumpah-serapah menjadi saksi
Sejenak aku ingin semua panca inderaku mati
Aku muak menyaksikan hiruk-pikuk kelicikan

Di mana langkah ini akan terhenti
Bebatuan tajam tetap setia menemani perjalananku
Akupun berlari,
Lari dengan sisa-sisa langkahku
Tetap berlari dengan goresan goresan yang kian perih

Tanah airku yang kaya dengan hijaunya
Tanah airku yang kaya dengan birunya
Kini…
Tanah airku yang kaya dengan keserakahannya
Tanah airku yang kaya dengan kecoa busuknya
Sesungguhnya,
Tanah airku miskin akan moral
Apa hanya aku yang menyadarinya?
Apa hanya aku yang merasakan perihnya penderitaan tanah airku?

Langkahku terhenti di sebuah lembah curam
Adakah satu harapan tertanam di dasarnya
Kuperhatikan lagi dasar lembah itu dengan seksama
Ternyata itu bukanlah sebuah harapan
Di lembah curam itulah akhir dari tanah airku

No comments:

Post a Comment